RSS Feed

PARAGRAF DAN PENGEMBANGANNYA

Posted by: Anik / Category:


PARAGRAF DAN PENGEMBANGANNYA

PENDAHULUAN
Dalam manulis sebuah karangan atau cerita tentunya selalu dijumpai susunan dari banyak kata yang membentuk kalimat. Kalimat-kalimat tersebut harus dihubungkan lagi sehingga terbentuk sebuah paragraf. Menyusun paragraf berarti menyampaikan suatu gagasan atau pendapat tertentu yang harus disertai alasan ataupun bukti tertentu.
Membentuk sebuah paragraf dan mengembangkannya bukanlah sesuatu yang mudah. Pembentukkan paragraf dan pengembangannya harus sesuai dengan aturan penulisan ilmiah. Penulis perlu terampil berbahasa dan memiliki kemampuan bahasa. Ketrampilan berbahasa diperoleh lewat latihan intensif dan kemampuan berbahasa lewat pembelajaran. Jadi, agar terampil menulis perlu dipadukan antara teori dengan praktik. Pemahaman tentang teori kalimat topik dan kalimat pendukung dapat diterapkan dalam tulisannya
Selain itu dalam menyusun suatu paragraf yang baik harus memperhatikan beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut antara lain adalah ide pokok yang akan dikemukakan harus jelas, semua kalimat yang mendukung paragraf itu secara bersama-sama mendukung satu ide, terdapat kekompakan hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lain yang membentuk alinea, dan kalimat harus tersusun secara efektif .
Seseorang yang sering menulis akan menentukan lebih dahulu kalimat topiknya kemudian dari kalimat topik itu akan dikembangkan lewat beberapa kalimat pendukung. Seseorang yang tidak pernah menulis artikel ilmiah akan mengalami kesulitan untuk menerapkan kaidah kebahasaan dan teori- teori tentang penulisan sebuah artikel yang benar. Maka, dapat diperkirakan bahwa pemakaian bahasa dalam media massa cetak (surat kabar) sering mengalami kerancuan dan penyusunan kalimatnya banyak yang tidak efektif. Pengembangan paragraf yang dilakukan banyak yang tidak didasarkan pada teori-teori pengembangan paragraf.

ISI
Pengertian Paragraf
Berdasarkan sarananya bahasa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis ialah bahasa yang dituliskan atau dicetak, berupa suatu karangan, sedangka bahasa lisan adalah bahasa yang diucapkan atau dituturkan, berupa pidato atau percakapan. Dalam bahasa tulis paragraf merupakan bagian dari suatu karangan dan bahasa lisan merupakan bagian dari suatu tuturan.
Di bidang bentuk pada umumnya paragraf terdiri atas sejumlah kalimat, atau dengan kata lain merupakan kumpulan dari sejumlah meskipun ada juga yang hanya terdiri atas satu kalimat atau suku kata, misalnya kalimat penutup pada surat yang sering hanya berupa kata terimakasih.
Dengan ringkas paragraf dapat dijelaskan sebagai bagian dari suatu karangan atau tuturan yan terdiri atas sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya.
Persyaratan Paragraf
Suatu paragraf dapat dinyatakan sebagai paragraf yang baik jika memenuhi empat syarat yaitu unsur kesatuan, kepaduan, ketuntasan, dan keruntutan.
Unsur kesatuan paragraf mengisyaratkan pada adanya persyaratan bahwa suatu paragraf hanya memiliki satu topik, satu pikiran utama. Suatu paragraf mungkin memiliki beberapa gagasan tambahan. Akan tetapi gagasan itu harus terfokus pada satu gagasan utama sebagai pengendali. Hal itu disebabkan paragraf merupakan satu kesatuan atau keutuhan pikiran yang lebih luas dari pada kalimat. Setiap paragraf mengandung satu gagasan utama dan satu atau sejumlah gagasan pengembang.
Unsur kepaduan sering disebut koherensi. Kepaduan kalimat-kalimat dalam paragraf harus terjalin secara logis dan gramatikal. Dengan demikian kalimat-kalimat di dalam sebuah paragraf terpadu, berkaitan satu dengan yang lain, untuk mendukung gagasan utama. Kesatuan bentuk paragraf atau kohensi terwujud jika aliran kalimat berjalan mulus, lancar, dan logis. Koherensi itu dapat dibentuk dengan cara repetisi, penggunaan kata ganti, penggunaan kata sambung atau frasa penghubung antarkalimat.
Unsur ketuntasan menunjukkan bahwa Paragraf yang baik adalah paragraf yang tuntas. Artinya, di dalam paragraf telah tercakup semua yang diperlukan untuk mendukung gagasan utama. Hal ini berarti pula bahwa paragraf yang baik harus telah dikembangkan sedemikian rupa sehingga pembaca tidak bertanya-tanya tentang maksud penulis dalam paragraf.
Yang terakhir yaitu unsur keruntutan. Keruntutan dalam paragraf adalah menyajikan informasi dalam paragraf secara urut, tidak melompat-lompat sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran penulis.
Jenis-Jenis Paragraf
Berdasarkan sifat dan tujuannya, paragraf dapat dibedakan atas paragraf pembuka, penghubung dan penutup.
Paragraf pembuka merupakan paragraf yang terletak pada awal karangan yang berfungsi membuka atau menghantar karangan. Untuk itu, paragraf pembuka harus dapat menarik minat dan perhatian pembaca, serta sanggup mempersiapkan pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
 Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat antara paragraf pembuka dan paragraf penutup. Dalam membentuk paragraf penghubung harus diperhatikan agar hubungan antar paragraf teratur, serta disusun secara logis karena dalam paragraf penghubung inti persoalan akan dikemukakan penulis.
Paragraf penutup adalah paragraf yang dimaksudkan untuk mengakhiri karangan atau bagian karangan. Dengan kata lain paragraf ini mengandung kesimpulan pendapat apa yang telah diuraikan dalam paragraf penghubung.
Letak kalimat utama juga turut menentukan jenis paragraf. Berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan menjadi paragraf deduktif, paragraf induktif dan paragraf campuran.
Pada paragraf deduktif, paragraf dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat utama. Kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas yang berfungsi menjelaskan kalimat utama. Paragraf ini biasanya dikembangkan dengan metode berpikir deduktif, dari yang umum ke yang khusus.
Pada paragraf induktif, pargraf ini dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan atau perincian-perincian, kemudian ditutup dengan kalimat utama. Paragraf ini dikembangkan dengan metode berpikir induktif, dari hal-hal yang khusus ke hal yang umum.
Pada paragraf gabungan atau campuran, paragraf ini kalimat topik ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf. Dalam hal ini kalimat terakhir berisi pengulangan dan penegasan kalimat pertama. Pengulangan ini dimaksudkan untuk lebih mempertegas ide pokok karena penulis merasa perlu untuk itu. Jadi pada dasarnya paragraf campuran ini tetap memiliki satu pikiran utama, bukan dua.
Masalah Kebahasaan
Masalah  kebahasaan yang turut mempengaruhi koherensi sebuah alinea adalah : repetisi, kata ganti, dan kata - kata transisi.
Repetisi
Kepaduan  sebuah  alinea dapat diamankan dengan mengulang kata-kata kunci, yaitu kata yang dianggap penting dalam sebuah alinea. Kata kunci ini mula-mula muncul dalam kalimat pertama lalu diulang dalam kalimat-kalimat berikutnya. Kehadiran kata itu berulang-ulang dalam kalimat-kalimat alinea berfugsi untuk memelihara koherensi atau kepaduan semua kalimat alinea itu.
Kata ganti
Adalah suatu gejala universal, bahwa dalam berbahasa, sebuah kata yang mengacu kepada manusia, benda atau hal tidak akan dipergunakan berulang kali dalam sebuah konteks yang sama. Pengulangan kata yang sama tanpa suatu tujuan yang jelas akan menimbulkan rasa yang kurang enak. Untuk menghindari segi-segi –segi yang negatif dari pengulangan itu, maka setiap bahasa di dunia ini memiliki sebuah alat yang dinamakan kata ganti. Dengan demikian kata ganti dapat pula berfungsi untuk menjadi kepaduan yang baik dan teratur antara kalimat-kalimat yang membina sebuah alinea.
Kata transisi
Kata-kata transisi fungsinya terletak antara kata ganti dan repetisi. Bila repetisi menghendaki pengulangan kata-kata kunci, serta kata ganti tidak menghendaki pengulangan sebuah kata benda, maka dalam masalah kata transisi ditempuh jalan tengah. Seringkali terjadi bahwa hubungan antara gagasan-gagasan agak sulit dirumuskan. Sebab itu diperlukan bantuan, dalm hal ini bantuan kata-kata atau frasa-frasa transisi sebagai penghubung atau katalisator antara satu gagasan dengan gagasan lainnya, atau antara satu kalimat dan kalimat lainnya.

PENUTUP
Paragraf merupakan bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri atas sejumlah kalimat yang mengungkapkan suatu informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Berdasarkan jenis dan tujuannya paragraf dibedakan menjadi paragraf pembuka, penghubung, dan penutup. Sedangkan berdasarkan letak kalimat utamanya, paragraf dibedakan mejadi paragraf deduktif, induktif dan campuran. Pembentukkan paragraf yang baik harus memenuhi persyaratan kesatuan, kepaduan, ketuntasan dan keruntutan. Masalah  kebahasaan yang turut mempengaruhi koherensi sebuah alinea adalah : repetisi, kata ganti, dan kata-kata transisi.
Mengembangkan sebuah paragraf  yang baik bukanlah sesuatu yang mudah. Oleh karena itu agar sebuah paragraf dapat tersusun dengan baik dan sesuai EYD diperlukan sebuah ketelitian dan pengelolaan kata yang tepat. Menyusun sebuah paragraf harus seefektif mungkin dan dapat menyampaikan ide pokok secara jelas sehingga mudah dipahami.

Daftar Pustaka
Murtono. 2010. Menuju Kemahiran Berbahasa Indonesia. Surakarta : UNS Press
Kanzunnudin, Muhammad. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Rembang : Yayasan Adhigama
Keraf, gorys. 1984. Komposisi. Jakarta : Percetakan Arnoldus.
http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BHS._DAN_SASTRA_INDONESIA/196711031993032-NOVI_RESMINI/PENGEMBANGAN_PARAGRAF.pdf
http://nanansaputra.blogspot.com/2011/05/makalah-paragraf-dan-pengembangannya.html



Baca selengkapnya »

PUNAKAWAN

Posted by: Anik / Category:


Punakawan saka tembung pana lan kawan. Pana tegese ngerti.Kawan tegese kanca. Ponokawan tegese ngerti kahanane kanca.Ing crita wayang, Ponokawan iku abdine Pandhawa.Utawa abdine Janaka. Sing diarani panakawan yaiku Semar, Bagong, Petruk, lan Gareng. Kanggo luwih gamblange sapa ta paraga siji-sijine bisa kowaca gambaran ing ngisor iki :

1.    Semar

Semar iku turunane Sang Hyang Tunggal lan Dewi Wiranti. Sadulure nama Sang Hyang Antaga (Togog) lan Sang Hyang Manikmaya (Bathara guru). Nalika mapan ing kahyangan Semar asmane Sang Hyang Ismaya, rupane bagus nanging bareng dadi semar rupane ala, wetenge mblendung, dedeg piadege cendhek, mripate rembes Samar suwe pawakan sing lemu gedhe lan duwe kuncung.
Garwane asma Dewi Kanastri peputra 10 yaiku Bongkokan, Temburu, Kuwera, Mahyati, Siwah, Surya, Candra, Yamadipati, Kamajaya, lan Damarnastiti. Sebutan liyane yaiku Ki Lurah Badrayana, Saronsari, Bogajati, Ismaya, Wong Boga Sampir, lsp.
Sang Hyang Ismaya kadawuhan turunan ngarcapada dadi pamomonge para satriya kalebu leluhure Pandhawa nganti Pandhawa saanak turune.Ing ngarcapada Semar manggon ing Karang kedhempel kanthi asma Semar Badranaya.
Semar kagungan putra angkat 3 yaiku Gareng, Petruk, lan Bagong. Putra angkate tansah ngancani semar ndherekake para satriya mbrastha ngkara murka, njejegake adil lan tansah mbela bebener. Mula Semar, Gareng, Petruk, lan Bagong diarani Punakawan utawa panakawan. Manut para satriya, luwihluwih Pandhawa, Semar dianggep pepundhene, ngerti sadurunge winarah, dewa kang ngejawantah. Tatakramane ganep, ora tau nesu nanging yen wis nesu ora ana dewa kang bias nandhing apamaneh manungsa.

2.    Gareng

Gareng iku anake Gandarwa nanging tata lair anak angkate Semar sing mbarep. Sesebutan liyane yaiku Pancalpamor tegese nolak sakabehing bandha kadonyan, Pegatwa tegese untu sing tugel, nyingkiri pangan kang enak-enak, Nala Gareng tegese atine sing garing saka watak angkara.
Gareng kuwi awake kuru, mripate rada kera, tangane ceko yen mlaku jinjit amarga sikile genjik, watake dhemen guton, sembrana parikena, nanging isih kalah kumrecek karo Petruk adhine. Gareng uga dhemen tetulung setya marang bendarane.Gareng duwe anak aran Nalawati.Gareng tau dadi ratu jejuluk Pandhu Bergolo kang sekti mandra guna.Kabeh Negara kang ngkara ditelukake nanging bareng mukti Gareng rada umuk kepingin ngrabasa Ngamarta, kabeh Pandhawa dikalahake.Prabu kresna waspada banjur nimbali Semar.Semar ndawuhi supaya Petruk kang maju.Prabu Pandhu Bergolo banjur badhar dadi Gareng. Bareng didangu apa sebabe ngrabasa Ngamarta. Gareng matur supaya bendarane waspada, ora lena supaya ora kecemplung ing kasangsaya.

3.    Petruk

Petruk satemane anake Gandarwa, anak angkate Semar sing nomor loro. Sesebutan liyane yaiku Doblajaya tegese pinter, Kanthong Bolong tegese dhemen weweh nganti ora duwe apa-apa. Garwane aran Dewi Undanawati, peputra Bambang Lengkung.
Petruk punakawan dhuwur, irunge mbangir, gulune dawa, seneng gegojegan, sembrana parikena, dhemen tetulung paring pephadang-yen tumandang gawe cak-cek marantasi gawe.
Petruk uga tau dadi ratu jejuluk Prabu Wei Gedhuwei Beh.Nalika arep jumeneng para Pandhawa diundang nanging ora gelem, kabeh dikalahke Kresna waspada, Semar ditimbali.Semar ndhawuhi Bagong kang maju. Nalika Prabu Wei Gedhuwei Beh turu, jimat Kalimasada dijupuk Bagong lan Gareng, banjir diguyoni nanging tetep ora gelem ngaku banjur dadi gelut rame. Prabu Wei Gedhuwei Beh badhar dadi Petruk.
Nalika ditakoni apa karepe, Petruk matur yen kabeh tumindak kudu dipetung supaya ora cuwa mburine. Contone nalika mbangun Candhi Saptaarga, kraton ditinggal, jimat Kalimasada dicolong dening Mustakaweni nanging bisa direbut Bambang Priyambada lan dititipake Petruk.

4.    Bagong

Bagong iku anak angkate Semar sing nomor telu ya sing ragil. Kacarita Gareng lan Petruk njaluk marang Semar supaya digolekake kanca, amrih Karang Kedhempel dadi saya gayeng lan regeng. Sanghyang Tunggal paring nugraha marang Semar.Wewa-yangane Semar dipuja dadi Bagong utawa Bawor.Awake ipel-ipel mblegung kaya Semar nanging mripate amba, lambene ndower utawa ndombleh.watake akeh sembranane, pinter nggawe lelucon, kadhang kala rada nganyelake, sok  karepe dhewe  nanging jujur, lan  uga sekti.


Baca selengkapnya »