RSS Feed

Move On Yuk

Posted by: Anik / Category:

Cinta itu rumit namun juga sederhana, tinggal cara kita ngejalaninnya. Ada yang bertahun-tahun pacaran, tapi putus, kemudian langsung menikah dengan yang pacaran 4 bulan. Beruntung banget bagi orang-orang yang bisa move on. So, buat kalian yang belum move on dari masa lalu, ayolah berdiri sobat! Jalanmu masih panjang!.
Tapi kalo ceritanya move on terburu-buru itu bahaya juga. Kenapa bahaya? Jawabannya adalah "maksain hati". Namun, apabila kita menjalani hubungan percintaan yang baru dengan pelan-pelan, maka lembutlah  rasa cinta itu, karena kekakuan akan luntur sejalan dengan waktu. Cie.cie.... :D
Hal tersebut banyak di alami oleh manusia yang move on, kemudian punya sahabat ato temen organisasi yang deket, sering perhatian, deket, deket banget, akhirnya suka. Ada pepatah dari guru SMP q dulu "WITING TRESNO JALARAN SOKO KULINO". Jadi, tak sedikit di antara kita yang mengalami kejadian ini. Tapi kadang mereka sering tidak mengakui adanya cinta di antara mereka, katanya sih "mengalir aja kaya air", itu mah ungkapan aja keleeezzzz... padahal pengen saling memiliki, tapi takut menodai persahabatan bahkan hubungan organisasi. Ternyata banyak juga di antara kita yang jadian dengan sahabat ato rekan organisasi. Dan akhirnya menikah... seneng banget...
Tapi, ketika sepasang kekasih yang sama-sama move on itu menjalin hubungan namun tanpa adanya deadline tujuan menikah, itu bahaya banget. Jangan sekali-kali pacaran tanpa tujuan!!! Nasehatin dikit ya.... :)
Kalo tanpa tujuan, bisa-bisa salah satunya di serobot oleh orang yang siap dengan segalanya "orang nekat". Apalagi kalau orang tua udah gak setuju dengan hubungan pacaran itu, bisa-bisa di tunangin dengan orang lain deh.... ngeri banget. Oleh karena itu, move on itu harus, dan harus bisa memperbaiki kesalahan masa lalu dengan mempunyai deadline yang jelas. Semangat ya kawan!!!


Baca selengkapnya »

cerita cinta

Posted by: Anik / Category:

Bukan Siti Nurbaya di tengah 2015
http://bacadong.com

Usia 24 adalah usia dimana pada umumnya seorang wanita sudah menemukan pasangan hidup dan mengikatnya dalam sebuah ikatan PERNIKAHAN. Namun, pada kenyataannya tak sedikit wanita yang belum melabuhkan hatinya kepada calon imam impiannya. Keadaan demikian tak rupanya keadaan salah seorang guru wiyata, panggil saja dia dengan sebutan "Nona Guru". Nona guru adalah sarjana muda yang telah melalui masa kuliah dengan baik sehingga ia dapat lulus dengan nilai coumloude. Mungkin keberuntungan berpihak kepadanya. Ia selalu aktif dalam organisasi di dalam maupun di luar kampus, sehingga masa-masa mudanya dilalui dengan sangat berkesan. 
Setelah beranjak dari bangku kuliah, ia melanjutkan impiannya unttuk mengajar di suatu Sekolah Dasar. Di sana banyak guru yang sudah berumur dan mempunyai banyak cucu. Di sana merasa membutuhkan keluarga  baru di hidupnya. Hingga akhirnya ia mendapatkan pesan dari beberapa orang guru untuk mencari pendamping hidup.
Si Nona Guru memang mempunyai banyak kawan pria, dia juga selektif dalam memilih seorang kekasih. Dia selalu berdoa semoga Tuhan mempertemukan ia dengan seseorang lewat doa. Sebuah buku berjudul "Halaqah Cinta" menjadi panduannya untuk mendapatkan jodoh. Sebenarnya banyak lelaki yang mengharapkan Nona Guru, namun ia mencintai sesorang rekan organisasinya, walaupun pada kenyataannya sang dambaan hatinya bukan orang yang sempurna. 
Suatu ketika si Nona Guru memperkenalkan dambaan hatinya kepada orang tua. Apa yang terjadi? ternyata orang tua si Nona Guru menolak dengan keras karena sang dambaan hati bukanlah orang yang sempurna secara fisik. Namun, cinta itu tetap tumbuh dan bertahan diantara mereka tanpa restu orang tua. 
Hingga pada suatu malam si Nona Guru mendapatkan pesan dari orang tuanya untuk menikah dengan salah seorang teman sang ibu. Si Nona Guru amat sangat tidak berkenan dengan perjodohan itu, hingga akhirnya pada suatu pagi di awal bulan ramadan ia pergi ke basecamp organisasinya dan menemui sang dambaan hatinya. Ingin hati ia tak pulang ke rumah untuk menemui teman sang ibu. Ia merasa sangat bersalah, karena seharusnya ia menerima calon dari orang tuanya, karena keluarga si nona menginginkan itu. Namun, di sisi lain ia tak ingin menikahi orang tersebut karena telah mencintai seseorang yang lain dan merasa tak kenal dengan calon dari orang tua. 
Bersambung......


Baca selengkapnya »