ANAK
DAN MAINAN MASAK-MASAKANNYA
Asik sekali memasaknya ^-^ |
Masa kecil adalah masa
yang paling menyenangkan. Tidak ada kesibukan lain, selain bermain. Bermain
adalah kegiatan utama yang dilakukan anak-anak. Anak yang sering bermain adalah
anak pada periode pra operasional kongkrit. Pada periode ini, sering disebut
juga periode pemberian simbol karena anak sudah mulai memanipulasi simbol dari
benda-benda disekitar. Anak mulai menggunakan penalaran dasar dan ingin tahu akan segala
hal. Pada periode ini, anak akan memanipulasi simbol
dari benda dengan cara bermain.
Salah sau permainan yang dilakukan oleh anak perempuan adalah
“masak-masakan” dalam Bahasa Jawa sering disebut “pasar-pasaran”. Arti “pasar-pasaran”
adalah bermain jual-menjual barang, masakan, atau bahan konsumsi lainnya. Dalam
bermain “masak-masakan”, anak melakukan percakapan dan bermain peran secara
otodidak. Permainan ini terdapat pelaku sebagai pemasak dan pelaku sebagai
konsumen. Percakapan yang dilakukan pelaku, meliputi pertanyaan dan pernyataan.
Pelaku pemasak mengungkapkan pertanyaan “tumbas nopo mbak” atau ”beli
apa mbak”. Pertanyaan ini dilakukan oleh anak-anak. Dimana secara tersirat,
pertanyaan ini bersifat sederhana, namun apabila ditelisik lebih jauh,
pertanyaan yang diungkapkan oleh anak-anak itu mempunyai arti yang dalam. Dalam
pertanyaan tersebut, anak dapat belajar tata karma dengan baik. Anak berusaha
mengungkapkan kalimat tanya yang jarang diungkapkannya. Oleh karena itu, anak
dapat belajar berbicara dengan benar. Selain ungkapan tanya, konsumen yang
menyampaikan pendapat berupa “tumbas
sekul soto mbak” atau ”beli nasi soto mbak” mendapatkan manfaat yang sama,
yaitu dapat melatih tata krama, dan gaya bicara. Selain itu, anak dapat belajar
kosakata baru.
Simulasi memasak anak merupakan simulasi kehidupan nyata dalam memasak.
Dimana anak mengenal berbagai macam alat masak dan mengetahui cara menggunakan
alat masak tersebut. Anak dapat bermain peran dalam permainan itu. Secara tidak
langsung, anak akan memahami kehidupan nyata, sehingga moral dan karakter anak dapat
terbentuk dengan cakap.
Syarat yang harus dilakukan oleh orang tua atau orang dewasa yang
mendampingi anak dalam bermain “masak-masakan” adalah memperbaiki cara bicara
atau penggunaan kosakata yang salah.
Misalnya :
Anak
|
:
|
“apakah
kamu mau beli es soto?”
|
Ibu
|
:
|
“bukan,
saya mau beli nasi soto dan es jeruk. Soto itu bukan nama es, tapi nama
masakan ya dik..”
|
Anak
|
:
|
“beli nasi
berapa?”
|
Ibu
|
:
|
“beli satu
bungkus”
|
Apabila permainan ini dilakukan oleh sesama anak-anak, biasanya akan
terjadi kesalahan kosakata atau ungkapan, namun anak dapat tetap belajar
berbicara. Sebaiknya, sesekali anak didampingi orang dewasa saat bermain
“masak-masakan”.
Baca selengkapnya »