RSS Feed

Pelepasan Pen

Posted by: Anik / Category: ,

Kecelakaan dalam bekendara adalah kejadian yang amat sangat tidak diharapkan. Begitu juga pada diriku.
Awalnya, tanggal 6 februari 2013, saat aku mau pulkam, seonggok batu tergeletak di tengah jalan. Pada akhirnya tertabraklah batu itu olehku yang sedang asiknya berkendara sepeda motor. Pertolongan pertama dilakukan oleh polisi dan warga sekitar dan dibawalah diriku ke salah satu rumah sakit swasta. Pemasangan implan dilakukan pada tulang slangka sebelah kiri.
2 tahun berlangsung, kejadian yang tidak mengenakkab telah kurasakan saat implan (pen) tersebut tertanam di tulangku. Waktu hujan petir, udara dingin, bahkan saat pakai tas ransel terasa sangat mengganjal. Apalagi kalau hijan petir sedangkan aku berada di dalam mobil, rasanya seperti kesetruuuuuummmmm.
Jum'at, 28 Agustus 2015, aku sekeluarga berniat untuk berangkat ke solo dengan tujuan operasi pencopotan pen. Sebelumnya, aku sudah nelpon pihak rumah sakit untuk mendaftar, tapi katanya harus daftar langsung karena aku adalah pendaftar baru. Pendaftaran dibuka jam 5.00. Mulai jam 12 malam aku diminta untuk puasa.
Dan akhirnya kita sekeluarga bergegas ke solo dengan mobil keluarga pukul 4.00. Ternyata jalan yang dilewati sangatlah macet. Sampai di sana sekitar pukul 9.00. Pendaftaran dan kemudian konsultasi dokter. Karena itu hari Jum'at (hari pendek) pendaftaranpun di batalkan dengan alasan kesiangan. Ya sudah lah...... akhirnya kami sekeluarga muter-muter kota Solo dengan bantuan GPS. Akhirnya sampailah ke Taman Balekambang yang sejuk dan indah. Banyak burung, monyet, rusa, bahkan angsa berkeliaran di sana. Kemudian kami sekeluarga lanjut ke mall terdekat. Setelah mulai petang, kami menyambangi penginapan di depan rumah sakit tujuan yaitu RSUI Kustati. Penginapannya rapi, bersih, luas dan terjagkau. Penginapan itu memang dikhususkan untuk penginapan keluarga pasien. Dalam satu kamar terdapat tempat tidur besar 1 dan tempat tidur perorangan 1. Kipas angin dan lemari serta keramahan pemilik penginapan dan warga menjadi fasilitas tersendiri bagi kami. Malamnya tak lupa kita menyusuri Kota Solo. Hingga akhirnya hati kami tertambat pada nasi liwet khas Solo. Huuuuuummmm......
Pagi harinya, tepat jam 5.00 dimulailah pendaftaran dan aku mendapatkan nomor urut ke 2. Seneneg rasanya.... Pertama adalah pengecekan administrasi dan tujuan pengobatan serta pemilihan kamar untuk opnam. Selanjutnya dilakukan pengecekan darah. Setelah itu masuk ke ruang radiologi. Fasilitas unggulannya yang saya nilai adalah keramahan pegawai RS disana.
Akhirnya, aku konsultasi le dokter tentang tujuan dan keluhanku selama memakai pen. Akhirnya aku sekeluarga diminta untuk menunggu di loket administrasi operasi dan menandatangani persetujuan operasi. Setelah konsultasi dengan dokter ke 2 di ruang admin operasi, begantilah kostumku menjadi kostum hijau alias baju operasi. Perasaan grogi amat sangat menemaniku. Hingga akhirnya harus bolak balik ke kamar kecil untuk buang air dengan infus yang melekat pada tanganku. menunggu giliran operasi, dengan ramah para suster dan dokter mengajak mengobrol dengan bahasa jawa yang sungguh halus. Akhirnya tak sadarlah aku hingga operasi pelepasan pen dilakukan.
Diriku sadar di bangsal ruangan yang telah disediakan untukku. Akhirnya, akupun merasa lega dan kesakitan saat merasakan luka bekas sayatan operasi. Fasilitator doa dari rumah sakit juga menyambangi aku yang kesakitan. Tapi tak selang lama, akupun sudah bisa bangun dari tempat tidur dengan infus di tanganku. Aku sempat berjalan menyambangi suster, katanya abis magrib aku boleh pulang. Aku seneeeeennngg banget.
Sebelum pulang, ada dokter untuk fisioterapi. Dengan bahasa yang halus, beliau menjelaskan tentang apa yang harus aku lakukan untuk melatih gerakku. Sungguh amat ramah pelayanan di sana. Mulai dari satpam, suster, dan para dokternya. Apalagi yang melakukan operasi padaku adalah Dr. Tundjung Dokter ortopedi yang paling terkenal di Indonesia. Jadi tenang rasanya.
Trimakasih untuk Allah, untuk keluargaku, untuk Dr. Tundjung, untuk para suster,para pegawai di RSUI Kustati, para sahabat yang telah mensuport kesehatanku. Alhamdulillah.


Baca selengkapnya »